Ini adalah salah satu
Rumah adat yang berasal dari daerah sabu.
Beberapa tahun yang lalu ketika saya mengunjungi
pulau sabu, pulau ini cukup mengesankan dimana sejak pertama kali menginjakkan
kaki di pulau sabu saya langsung di hadapkan dengan beberapa aktifitas kegotong
royongan masyarakat seperti acara acara adat.
Sesampainya saya di rumah salah satu
keluarga saya, saya terkesan dengan tatanan lingkungan mereka
salah satunya seperti pagar rumah mereka yang menggunakan bebatuan yang kemudian di susun rapi mengelilingi rumah tersebut.
Saya semakin terkesan setelah melihat rumah adat mereka yang menggunakan bahan alami serta mempunyai arti atau filosofi yang tinggi
seperti konsep perkampungan mereka yang di adaptasi dari pembiasan cahaya bulan
purnama yang kemudian diterapkan kedalam pola tapak perkampungan masyarakat
sabu ini. Secara arsitektur, pola yang
tapak yang diterapkan adalah pola cluster/pola mengelompok, dimana masa
bangunan yang ada tetap berpusat pada satu titik yang berada pada ruang
terbuka/ Telora dan bangunan megalith. Selanjutnya pada keadaan tertentu dimana
adanya beda tinggi kontur yang relatif curam, masyarakat kemudian memanfaatkan
keadaan tersebut dengan mengikuti pola linear.
ada beberapa tipologi dari rumah adat
sabu tapi saya hanya akan mengambil satu tipologi saja yaitu rumah adat sabu
asli atau AMU RUKOKO.
Bangunan ini bila di tinjau dari segi bentuk memiliki konsep yang terinspirasi dari bentuk perahu yang terbalik bahkan hampir semua nama elemen konstruksinya di ambil dari perahu itu juga dan Bila di tinjau dari segi material dan struktur bangunan ini menggunakan material asli/alami seperti daun lontar / rukeli sekitar 90 % dan sisanya menggunakan kayu sekitar 10%
Adapun
bagian bagian bangunan yang menggunakan bahan lontar :
1. Kolom (Geri)
2. Lantai (Kelaga)
3. Dinding (Ruhedidi)
4. Pintu (Ru Kelae)
5. Atap (Ruwuwu)
6. Konstruksi rangka atap (Bengu, Aju Nou, Gala)
7. Tali pengikat (Terbuat dari sayatan kulit pelepah lontar)
1. Kolom (Geri)
2. Lantai (Kelaga)
3. Dinding (Ruhedidi)
4. Pintu (Ru Kelae)
5. Atap (Ruwuwu)
6. Konstruksi rangka atap (Bengu, Aju Nou, Gala)
7. Tali pengikat (Terbuat dari sayatan kulit pelepah lontar)
Bahan lain selain lontar adalah
1. Kolom (Geri
Teruwuy dan Geri Teruduru serta Geri Kolo Eka)
2. Reng (Badu) biasanya menggunakan material kayu yang mudah lentur
3. Dinding pada ruang Demu yang terbuat dari rangkaian/ anyaman daun kelapa (Ketangarohe)
2. Reng (Badu) biasanya menggunakan material kayu yang mudah lentur
3. Dinding pada ruang Demu yang terbuat dari rangkaian/ anyaman daun kelapa (Ketangarohe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar